Makassar sejak dulu selalu berhasil menelurkan bakat bakat music bagus dengan organisasi bermusik, visi yang baik dan toleransi yang ramah terhadap skena. Beberapa dari yang baik itu juga berhasil menjadikan music yang mereka buat sebagai sebuah tingkatan pencapaian tersendiri, yang mungkin mereka pun kadang tak mengerti mengapa mereka ada di titik itu.
Bahwa pencapaian musikalitas dari manusia-manusia hebat itu tak melulu dari kebanggan mereka terhadap karya yang mereka anggap memuaskan, namun lebih tajamnya adalah sebagaimana layaknya karya mereka dipandang, didengarkan dan diakui dan selanjutnya ditempatkan pada titik yang terpantas yang bisa dibayangkan.
Apresiasi hanya akan diberikan jika ada pandangan yang terukur yang memberi nilai tertentu dan tidak bisa terulangi dalam beberapa masa. Penghargaan atas sebuah karya music diberikan jika yang mendengarkan merasa bisa meresapi dan merasa ada kenyamanan didalamnya. Dalam hal memiliki atau membeli karya tersebut adalah apresiasi di tingkat berbeda pula.
Beberapa waktu terakhir saya sangat menantikan rilisan dari band bernama Surgir, yang menurut banyak teman adalah sebuah rilisan yang akan sangat berbahaya dan tak elok dielakkan.
‘Lihat Temu adalah ajakan kepada siapa saja untuk memulai perjalanan. Merasakan setiap tapak yang kita pijakkan kemudian mensyukurinya’
Saya menerima dan membaca kalimat bernada ajakan diatas beberapa saat kemudian, saya senang membacanya, saya kemudian memikirkan bahwa sebaiknya, apa apa yang mereka sajikan nanti akan nyantol lama didalam benak saya.
Sedikit menoleh kebelakang, Surgir yang saya kenal sebenarnya adalah amsa-masa saya berharap bahwa mereka akan mempunyai dan menyajikan karya-karya music yang baik saja, belum dan jangan dulu berharap akan luar biasa.
Takut kecewa dan nantinya akan memalingkan muka, saya dengan hati-hati mulai menaikkan radar, mencoba mencari tau hal ikhwal dan proses serta dinamika kreatifitas mereka lewat beberapa karib tentunya. Jawaban yang saya dapatkan adalah rata rata sama bahwa band ini punya kapasitas dan daya ledak yang bisa dibanggakan.
‘Perjalanan selalu memiliki caranya untuk menyerap cerita, pengalaman dan energi yang mewujud menjadi hal-hal yang baik dan menyenangkan. Dan seperti itulah yang kami rasakan sejak memulai cita bersama Surgir’
Setelah ini, saya mencoba untuk tak lagi mencari info. Saya memutuskan untuk menunggu saja. Kembali ke rutinitas harian yang juga tak jauh-jauh dari kegiatan coba coba mencari kenyamanan dalam menerawang karya music banyak pihak. Cerita-cerita yang terus terang juga tak bisa dibilang banyak coba saya tangguhkan. Saya percaya dan yakin sejuta persen bahwa band ini iya, punya sesuatu, entah apa yang mendoorong saya untuk tetap meyakini, hanya karena energy yang mereka hembuskan terus terang sudah mulai terasa dimana-mana. Saya merasakannya, entah kalian bagaimana.
Tak berselang lama, dari laman instastory seorang kawan saya mengetahui bahwa proses kreatif dan penggarapan album mereka telah usai. Materi siap dirilis dan ditembakkan. Saya terus melihat dan memantau, penasaran akan sentuhan akhirnya sambil terus mencoba menjaga asa bahwa akan hadir sebuah karya yang tak hanya baik dari sisi penggarapan namun juga akan bisa menemani naik turunnya skena musik kota saya kedepan.
‘Lihat Temu’ kemudian dihidangkan dengan sedikit saja cerita yang mengawali. Band ini mungkin tak merasakan perlunya berbasa basi, mereka mungkin kadung percaya bahwa yang akan menyampaikan cerita dan narasi mereka adalah deretan lagu yang mereka percaya akan seperti apa adanya.
Dengan total durasi putar diatas 30 menit, Surgir ternyata menyajikan banyak kejutan. Track berjudul ‘Pagi’ adalah lagu pembuka yang optimis. Dengan tempo yang dijaga dengan baik hingga sampai di 2 menit terakhir yang menyenangkan.
Kenyamanan ketukan dan beat yang mereka sajikan sangat terasa di track ‘Hutan dan Sungai’ dan ‘Menari di Puncak’, 2 lagu dengan durasi yang hampir sama ini saya dengarkan berulang-ulang tanpa jeda. Sangat terasa bahwa Surgir tengah menemukan kedamaian dan kenyamanannya. Jalan terang yang mereka retas akan bisa mereka wujudkan dengan cara cara yang baik dan berkelas.
Saya menemukan dan mendengarkan energy yang luar bisa yang disajikan Surgir dalam lagu ‘Menari di Puncak’ ini. Menyenangkan dan terasa luar biasa. Saya yakin bahwa ini adalah track terbaik di album ini. Pilihan teman-teman bisa berbeda namun begitulah yang terjadi saya jatuh hati terhadap track ini, setengah mati!
Tensi yang kadung naik diredamkan kembali dengan track ‘Aurat Bumi’ sementara intro lagu ‘Berkelana’ terasa sangat antemik. Track ini terasa sekali mengandung ajakan untuk bersenang-senang dan bergembira, sementara ‘Lihat Temu’ adalah penutup yang manis dengan intro yang berderu pelan menghanyutkan, terus mengalir memberi rasa hingga ke detik terakhir.
Lihat Temu, semoga mampu mencerahkan dan membahagiakan