Penantian selama hampir satu dekade untuk sebuah album baru dari Placebo akhirnya berakhir Jumat lalu saat band asal Inggris tersebut merilis album ke-8 mereka, ‘Never Let Me Go’. Album baru Placebo dapat didengarkan melalui tautan berikut: https://lnk.to/Placebo-NeverLetMeGo
Animo para pencinta musik untuk album terbaru Placebo semakin terbangun selama beberapa bulan terakhir ini lewat single-single seperti “Beautiful James”, “Surrounded By Spies”, “Try Better Next Time”, dan “Happy Birthday In The Sky”. Tiap single tersebut memberikan cuplikan dari berbagai hal dibenak Placebo selama satu dekade terakhir.
Membahas tema seputar tanggung jawab pribadi, saturasi dunia teknologi, kematian, dan posisi manusia di dunia ini,
Brian Molko dan Stefan Olsdal membahas sebuah dunia yang sedang menghadapi berbagai kenyataan pahit. Keadaan dunia saat ini menjadi inspirasi utama dari album terbaru Placebo. “Paranoia, segala tragedi, ketidakadilan, yang kita lihat di mana-mana, rasa sakit, keputusasaan, semuanya mempengaruhi album ini dari segi atmosfer,” ujar Brian.
Mengenai judul album terbaru mereka, Brian mengatakan, “Aku rasa Placebo selalu memiliki judul-judul allbum yang personal seperti ‘Without You I’m Nothing’ yang klasik, atau ‘A Place For Us To Dream’ yang retrospektif. Aku sangat suka rasa intim yang hadir dan ‘Never Let Me Go’ diambil dari sebuah buku dari Kazuo Ishiguro yang kemudian dibuat versi filmnya berjudul ‘Never Let Me Go’ yang menceritakan tentang manusia-manusia kloning di Inggris dan filmnya
sangat bagus. Dan bukunya merupakan salah satu buku favoritku.”
Proses pembuatan album ‘Never Let Me Go’ terbilang berbeda dengan album-album Placebo sebelumnya. “Setiap kami memulai sebuah album baru, aku selalu mengalami krisis eksistensi besar. Kali ini metodologi yang aku pakai untuk keluar dari rasa panik artistik tersebut adalah membalik semua prosesnya. Lalu aku berpikir ‘apa hal terakhir yang biasanya kami lakukan?’ dan biasanya adalah memilih cover album. Jadi kali ini kami memulai dengan memilih cover albumnya terlebih dahulu dan mengerjakannya secara terbalik.”
Jika biasanya judul lagu dibuat setelah lirik-lirik selesai ditulis, di album ini Placebo memilih untuk menulis sebuah lagu dari judul-judul yang sudah disiapkan. “Aku telah menulis sejumlah daftar judul-judul lagu yang telah aku kumpulkan selama tujuh sampai delapan tahun. Kami lalu memilih judul-judul yang kami sukai. Aku sangat menyukai proses ini karena proses ini memaksaku untuk keluar dari zona amanku dan menambah rasa bahaya bagiku bahwa semuanya dapat berakhir buruk namun semuanya juga bisa berakhir dengan baik dan bisa dibawa ke mana pun jika prosesnya diubah secara keseluruhan. Dan aku memilih untuk mengerjakan semuanya secara terbalik karena hal itu yang pertama kali muncul di pikiranku,”
ujar Brian.
Dengan dirilisnya ‘Never Let Me Go’, Placebo melihat segalanya dari sudut pandang yang lebih besar. Detail menjadi fokus dengan selalu mempertimbangkan gambaran yang lebih besar. Mereka mungkin melukiskan dunia mereka sebagai tempat yang dirusak oleh efek krisis yang terus terjadi, namun secara bersamaan album ini juga berdiri sebagai bukti tentang bagaimana kita dapat menolong satu sama lain dan saling memelihara hubungan, bahkan ketika rasanya seperti kalah dalam sebuah pertempuran. ‘Never Let Me Go’ adalah ruang untuk menatap kenyataan pahit di hadapan kita, sambil berpegang pada harapan akan sesuatu yang lebih cerah untuk masa mendatang.
Secret Signals