Secondline Melepas “Peluka” Sebagai Anthem Kaum Marginal Dan Sekaligus Loncatan Kualitas Yang Menyenangkan

Beberapa waktu lalu, band pop rock Makassar bernama “Secondline” merilis sebuah single berjudul “Peluka”. Single ini dimaksudkan mereka sebagai pintu menuju rilisan full album yang tengah mereka kerjakan.

Mengenal mereka secara baik dan banyak terkesima lewat debut mereka yang bertitel “Serdadu Pelangi” yang berisi lagu-lagu mid tempo dengan tema cinta, perkawanan dan hubungan antar manusia, kini dengan “Peluka” band ini meloncat menuju hal-hal baik pula yang bisa saja terjadi dalam industri musik yang masih belum bisa ditakar akal sehat.

Meloncat, yes meloncat. pilihan saya untuk tidak terburu-buru mendengarkan dan meresapi lagu ini mungkin saja tepat. Saya terkejut bukan main. Band yang menurut saya masih terdengar memilah-milah di debut mereka kemarin membuat saya terpesona dengan rilisan single baru ini. Ada loncatan kualitas yang sangat maksimal disana. Sebelum mendengarkan dengan seksama pagi ini, bayangan saya masih berkutat dengan kualitas mereka saat saya mendengarkan “Perjalanan Pulang” yang jadi track favorit saya di debut terdahulu.

“Peluka” adalah sebuah doa untuk para pekerja keras yang selalu terpinggirkan. Para petani, tukang kebun, pekerja serabutan dan semacamnya adalah kaum yang makin terlupakan, dan kadang untuk sekedar diingatpun saya pikir juga kadang tak terlintas dalam benak. “Peluka” adalah cara Secondline mengingat buah tangan mereka, orang-orang berkulit tangan tebal, dengan kaki telanjang namun mempunyai pundak yang kuat untuk menyangga beban hidup.

Mungkin untuk sebagai tema, kaum terpinggirkan bisa menjadi sebuah referensi yang bagus. Namun untuk menuangkan tema itu menjadi sebuah aransemen bertempo lumayan cepat seperti yang dilakukan Secondline itu mungkin sama sekali tak terpikirkan bagi sebagian orang. Dengan tema yang pantas diiringi kesedihan dan air mata seperti itu, bermain dengan aransemen minimalis dengan torehan efek yang mengiris mungkin akan lebih populer, namun “Peluka” memilih tidak berjalan di track itu. “Peluka” malahan digaransi isian gitar latar dan bass yang lumayan padat dan terdengar menyenangkan.

Saya menemukan dan meyakini potensi besar band ini dengan lompatan-lompatan yang dilakukannya. Mungkin debut “Serdadu Pelangi” cukup membuka mata, namun “Peluka” adalah sebuah dimensi lain dari band ini. Saya lebih dari suka untuk sekedar mendengarnya, sangat!

a m i

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top