Penyanyi/penulis lagu Feby Putri merilis EP perdananya yang berjudul 2016. Menyusul tahun 2022 yang semakin melejitkan namanya di kancah musik tanah air dengan perilisan album perdana Riuh dan dua buah single, EP 2016 hadir untuk mewujudkan mimpi Feby Putri di masa remaja. “Tahun 2016 adalah pertama kalinya aku berhasil menulis dan merekam sebuah lagu lewat voice note di HP. Saat itu, mimpiku adalah agar laguku masuk dapur rekaman,” kisah musisi 23 tahun asal Makassar ini.
EP lima trek ini menggadang single “bagai bintang bulan” sebagai focus track. Bercerita tentang cinta masa remaja yang bertumbuh dan disimpan dalam diam tanpa dapat dimiliki, lagu ini menggunakan kiasan bintang dan bulan untuk seorang tambatan hati yang bersinar jauh di mata, dekat di hati.
Setiap lagu pada EP 2016 ditulis berdasarkan pada potongan-potongan refrain dari arsip rekaman voice note Feby Putri tujuh tahun lalu, dengan pengembangan lirikal dan aransemen baru yang disesuaikan dengan situasi masa kini. 2016 memberikan pendengar kesempatan untuk melihat pertumbuhan diri Feby Putri hingga sekarang. “Album Riuh melihat proses pendewasaan Feby Putri selama merantau ke Jakarta, sementara EP 2016 adalah nostalgia ke hari-hari awal yang membentukku menjadi seperti saat ini,” katanya. Dari segi musik, 2016 bereksperimen dengan genre yang beragam, salah satunya musik Spanyol, dengan tetap membawa akar pop folk khas Feby Putri.
EP ini dibuka dengan trek “orang yang sama, masa yang beda (Intro)”, sebuah perkenalan terhadap perubahan dan konsistensi Feby Putri seiring waktu. Trek kedua “andai kata” mengisahkan tentang angan-angan untuk kembali ke cinta di masa lampau, diikuti lagu “sendiri dulu” dengan lirik yang menusuk:
“Ku di sini tanpa cinta/
Yang kan buatku terjatuh lagi/
Untuk kedua kalinya/
Aku tak ingin/
Hatiku kecewa lagi/
Sekarang kupilih/
Tuk sendiri dulu”
Ketika trek lainnya berbicara tentang gejolak cinta dan patah hati di masa muda yang menggebu, lagu penutup “detik, menit, jam” merupakan curahan hati Feby Putri tentang bangkit dan berdiri teguh di tengah terpaan komentar negatif dari sekitar. Sejak awal karir bermusiknya, Feby Putri menerima sindiran, perundungan, dan ujaran kebencian baik daring maupun di ruang-ruang fisik. Namun, ia memutuskan untuk tetap berkarya dan percaya diri: “Di hidupku/ Apapun kulakukan hanya untukku/ Bukan untukmu/ Yang slalu urusiku tiap/ Detik, menit, jam”. Lewat lagu ini, Feby Putri di masa remaja dan masa kini bersatu untuk melawan orang-orang yang ingin melihatnya jatuh.
Dirilis setelah show perdananya di Negeri Jiran yang berjalan sukses — dengan crowd penuh di Kuala Lumpur yang menyanyikan setiap bait dari lagu-lagunya dengan seksama — Feby Putri direncanakan akan merilis video klip untuk lagu-lagu dari EP 2016 dalam beberapa bulan ke depan.