Martil merupakan unit Hardcore asal kota Makassar yang didirikan 17 Oktober 2022. Yang digawangi oleh Pawa (Vokal), Ragil (Gitar), Yudhis (Bass), Alben (Drum). Dengan satu idealisme yang sama, mereka memutuskan untuk konsisten memilih dijalur hardcore untuk berkarya. Membuktikan keseriusannya dalam bermusik, band yang juga menjadi line-up langganan banyak gigs dan panggung musik bergengsi di kota Makassar ini, semakin mantap berkarya dengan merilis beberapa single secara berkala berjudul: Hardcore Brotherhood {Desember 2022), Now, It’s Time! (Mei 2023), dan Lepas Kendali (Juli 2023). Pasca rilis, Martil pun menjajal banyak gigs untuk promosi lagu-lagunya, yang memberikan impact besar terhadap karier bermusik mereka yang diyakini akan semakin bersinar.
Lepas Kendali, merupakan mini album yang merangkum banyak cerita unik dari para personil Martil, dimana mereka ingin menggambarkan sisi lain dari musik Hardcore . Dimana hardcore selayaknya tidak hanya sebuah warna musikal saja, melainkan juga adalah cara hidup dan cara berpikir, yang sebenarnya jauh berbeda dengan apa yang publik pahami selama ini.
Lagu-lagu dalam mini album ini juga saling berkaitan maknanya dan menjadi sebuah manifesto Martil terhadap realitas sosial yang memuakkan disekitar kita.
Hardcore Brotherhood
Niatan di lagu ini tergambar jelas lewat lagu mereka “Hardcore Brotherhood” yang liriknya
menceritakan eksistensi musik Hardcore yang masih terus eksis ditengah gempuran trend dan munculnya jenis musik baru di industri musik. Ini semakin ditegaskan lewat penggalan lirik diawal lagu iyaitu : “kamimasih disini, hilang, redup dan bangkit kembali!” Penggalan lirik ini jelas merupakan sebuah penegasan para personil Martil terhadap idealisme yang mereka perjuangkan sejauh ini.
Now, It’s Time
Martil berusaha mewakili perasaan orang-orang yang pernah diremehkan mimpi-mimpinya, yang
akhirnya membuat mereka tidak berani untuk melangkah, Lewat lagu ini, Martil mengajak untuk move on
dan mengabaikan semua hal yang menghalangi jalan kita kedepan.
Lepas Kendali
Lagu ketiga “Lepas Kendali” yang kebetulan juga merupakan judul mini album ini. Menjadi
penegasan sikap atas semua masalah yang dihadapi. Tidak ada jalan lain selain melawan dan bangkit dari keterpurukan.
Move Up
Sementara itu di lagu ke 4 “Move up” menggambarkan situasi panggung-panggung musik hingar
bingar, sebuah ajakan untuk mengekspresikan diri di panggung-panggung moshpit secara bebas dan
ekspresif bahwa setiap orang berhak “membakar semangatnya” dalam menikmati musik.
Petarung
Di lagu ke 5, “Petarung” menggambarkan sejarah sepakbola di kota Makassar. Secara spesifik lagu
yang direkam lewat kolaborasi bareng Enal dari 19Offside15 dibuat untuk mendukung PSM Makassar, tim kebanggaan masyarakat kota Makassar yang meraih juara setelah 23 tahun puasa gelar.
Konfrontasi
Sementara itu di lagu terakhir mereka di album ini “Konfrontasi”. Menceritakan situasi dimana
kebebasan berbicara, mengungkapkan pendapat dan kebenaran. Meskipun harus berhadapan dengan relasi kuasa, mesti tetap diperjuangkan, karena pada akhirnya kebenaran akan membuktikan dirinya sendiri pada orang-orang yang berpikir.