Saya rasa bukan hanya saya yang enek dengan berbagai pemberitaan beberapa waktu kebelakang ini. Mulai dari terbakarnya sebagian besar kawasan hutan di Amazon sampai kepada dibakarnya hutan di daerah Kalimantan dan Sumatera. Tidak berhenti sampai di situ, kasus rasisme karena hoax yang menimpa mahasiswa(i) asal Papua di Surabaya, kekacauan yang terjadi di Papua, kisruh menentang beberapa produk hukum yang terkesan tidak pro-rakyat yang ditimbulkan oleh mereka yang katanya wakil rakyat terjadi di berbagai daerah berujung kepada tindak kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepada demonstran hingga wartawan. Korban berjatuhan tidak terhindarkan, mulai dari luka-luka hingga meninggal dunia. Entah apa yang merasuki hingga bisa seperti ini. Kondisi Ibu Pertiwi membuat Kapal Udara dan Speed Instinct tidak tinggal diam. Dua grup musik dari Makassar ini lantas merilis single. Kapal Udara merilis “Serdadu”, dan Speed Instinct merilis “Egosystem”.
Serdadu milik Kapal Udara yang dirilis pada 30 September 2019 ini memiliki tensi yang agak tinggi, bernuansa rock, dan punya elemen kejutan di menit kedua, detik ketiga puluh empat, namun tetap bisa menjaga ciri khas folk yang selama ini diusung. Kesan garang makin diperkuat dengan artwork yang ditangani oleh Benangbaja dan animasi yang dikerjakan oleh Nara. Sembari menyimak video lirik, saya terpikir Troopernya Iron Maiden. Mungkin karena penggambaran prajurit dan beat yang dimainkan seolah mengajak untuk berkuda. Selain itu, melihat serdadu berkepala api, saya teringat akan sangarnya ghost rider. Tidak berlebihan juga kalau saya mengatakan bahwa permainan bass Dadang di lagu ini mirip Steve Harris tipis-tipis.
Situasi serba marah, namun tidak ada yang menyamai marahnya Speed Instinct di Egosystem yang dirilis pada 3 Oktober 2019. Sebagai respon atas carut marut situasi yang terjadi di atas Bumi Pertiwi, unit alternative rap-rock ini terdengar lebih heavy dan marah dengan riff dan komposisi musik yang lebih sederhana, namun kickass. Karena yang tidak bertele-tele dan langsung pada pointnya akan lebih membekas. Artwork yang dieksekusi oleh Steve dan video untuk format audio resmi yang dikerjakan oleh Dandi ini rasanya cocok dijadikan sebagai lagu penghantar untuk aksi unjuk rasa.
Manifestasi kemarahan Kapal Udara dan Speed Instinct ini bukan tanpa alasan. Kecintaan terhadap negeri ini bisa jadi salah satu alasannya. Karena lebih mudah meneriakkan individu merdeka bersama Seringai daripada menjalankannya, dan teriakan yang paling keras adalah melalui karya. Maka berkaryalah, karena ia akan terus ada dan berlipat ganda.