Jengkel, Malu, tengsin dan marah adalah situasi yang kerap dirasakan jika kita atau siapapun itu diberikan satu pertanyaan singkat : Kapan kawin?

Pertanyaan sakti itu saya yakini akan banyak melintas saat bertemu sanak saudara pada hari lebaran ini. Sebelumnya, jauh hari malahan, para tuna asmara seebanarnya sudah menumpuk banyak pembenaran dan segunung jaaban jika pertanyaan tersebut kemudian dimunculkan oleh beberapa mulut di hari raya. Jawaban-jawaban itu bisa saja sekedar ngeles atau malah sifatnya skak mat! Yang jelas, dilingkungan pertemana saya pun, hal tersebut sudah mulai banyak dirundingkan, bahkan sebelum bulan puasa menjelang.

Di pagi hari ku masih ereksi, adalah kalimat vulgar yang sempat saya perdebatkan keberadaannya dengan Nasrul, personil duo Natinson, saat beebrapa waktu lalu mengirim materi demo lagu ini via whatsapp ke saya. Kala itu, dia menanyakan apakah hal ini wajar untuk diperdengarkan kepada khalayak umum? Jawaban saya waktu itu, ya sikat saja, kemandirian kalian dalam berkarya  adalah mutlak, namun harus siap jika lagu ini menjadi ‘sesuatu’ yang besar dan hal itu (istilah ereksi) diperdebatkan banyak orang.

Secara umum, lagu ini masihlah potret apa adanya yang menjadi ciri khas duo Natinson. Mereka berdua, yang saya kenal sejak lama lewat band pop rock Najib Brothers yang mereka gawangi sejak usia belasan adalah bakat unik dalam skena musik Makassar. Natinson, mungkin adalah satu dari sedikit band yang khas dan vulgar berbicara apapun dalam rilisan-rilisan mereka.

Saya masih saja ogah membuat tulisan tentang debut mereka ‘Pendengar Yang Baik’ saking banyaknya tema yang disodorkan dalam album itu hahaha namun sejujurnya, band atau duo ini meniupkan udara segar bagi kita semua, bahwa musik minimalis dengan lirik apa adanya versi mereka juga ternyata memberi warna yang kuat untuk ebrkembangnya industri musik kota ini.

Album ‘Pendengar Yang Baik’ memuat banyak cerita dan tema dan track ‘Rabun’ adalah yang terbaik menurut saya. “Kami akan banyak melakukan perbaikan-perbaikan dari sisi konsep, hingga rilisan kami nantinya akan jelas benang merahnya’ demikian  janji Nazar, vokalis band ini kepada saya beebrapa bulan kemarin.

Kembali ke single ‘Kapan Kawin’ kembali memuat ide-ide brilian dari duo ini. Departemen lirik menjadi fokus utama yang mengalami sentuhan. Natinson membut lirik yang lebih jenaka namun lebihs erius dibanding 7 lagu datri rilisan terdahulu. Kapan Kawin memotret kondisi terkini menjelang perayaan lebaran yang bisa menimpa siapa saja. Aransemen dibuat lebih serius dengan kord-kord yang lebih matang guna melengkapi lirik ‘nakal’ namun beralasan yang mereka buat.

Jodoh dan mati Tuhan yang atur, adalah penggalan lirik dari lagu tersebut yang menjadi jawaban paling sahih jika pertanyaan khas lebaran itu nantinya mengapung kembali, namun, Natinson kemudian menambahkan lirik ‘…aku hanya berusaha….’ sebagai jawaban tambahan yang menyiratkan bahwa kegagalan dalam hubungan asmara dan percintaan bisa menimpa siapa saja, selama ada usaha, yakin dan percaya bahwa dikesempatan berikut, pertanyaan kapan kawin itu akan menjadi basi!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top