Setelah “Susah Memiliki” membuka jalan bagi anak muda bernama Fais Palintan untuk coba memberi goresan ke skena musik mandiri, kini ia pun gagah berani merilis sebuah mini album berisi 4 lagu dengan tema ringan dan akrab di telinga.
“Teman Rumah” adalah perahu selanjutnya bagi Fais, dimana 2 tahun lalu saat pertama kali bersua dengannya, saya hanya melihat seonggok semangat dari anak muda usia belasan untuk katakanlah mencoba mengadu keeksisannya.
Panggung pertama saat melihatnya bermain live adalah sebuah kegamangan sekaligus harapan besar. Bahwa awalnya ia adalah ikan kecil dari kolam yang kecil adalah kenyataan yang terpampang jelas waktu itu. Pembicaraan hangat beberapa menit jujur saya menguatkan hal itu. Sebelum saya melihat sebuah keberanian dan sikap kuat dalam matanya saat bermain akustik seorang diri di depan beberapa teman musisi waktu itu. Apakah sikap dan anggapan saya berubah? Ya, sedikit saja.
2 tahun adalah waktu yang sempit untuk menemukan jati diri, apalagi bagi musisi baru yang tidak punya latar belakang informasi musikalitas yang banyak. Namun, secara perlahan saya mulai menggali informasi tentang dia, bagaimana ia bersikap dan bertumbuh dalam kemandirian bermusik.
“Pales Teduh” tempat yang dimilikinya di kota Pare-Pare adalah pembentuk yang kuat bagi identitasnya. Di tempat nyaman itu, ia bersua dan berjejaring dengan banyak pihak yang datang walau sekedar berkunjung saja tanpa maksud apapun. Tempat itu juga menjadi surga bagi banyak pelaku musik mandiri di sekitar kota niaga itu untuk tumbh berkembang dan menjawab tantangan akan industri musik yang memang seharusnya diperjuangkan, bukan lagi hanya dinikmati.
“Teman Rumah” rilis bertepatan dengan hari Anak Nasional 23 Juli lalu berisi 4 track lagu dengan konsep sederhana. Ia menjamin 4 track ini adalah karya yang akan mudah dicerna sesederhana ia bersikap. Telah rilis di akun youtube dan soundcloudnya juga hari itu.
Selamat Fais Palintan, semoga terus bermusik dan berbuat untuk musik itu sendiri.
a m i