‘Kala Senja’ Menurut Eva Celia, pada dasarnya berkisah tentang kerinduan. “Saya ingin liriknya ambigu sehingga para pendengar bisa menginterpretasikannya sendiri berdasarkan kehidupan mereka,” Eva menjelaskan. Namun, Eva sendiri mengungkapkan bahwa lirik ‘Kala Senja’ terinspirasi dari perasaan rindu akan rumah yang tidak bisa ia jelaskan setiap melihat matahari terbit atau terbenam. Tidak hanya soal kerinduan, ‘Kala Senja’ juga berisi kebahagiaan, rasa syukur, bahkan rasa takut.
“Takut bahwa keindahan yang kita lihat sekarang ini hanya bersifat sementara jika kita tidak menjaganya dengan baik.”
Dalam ‘Kala Senja’, Eva kembali bekerja sama dengan Demas Narawangsa setelah sebelumnya Demas terlibat sebagai produser untuk lagu ‘A Long Way’ bersama Ankadiov. Selain Demas, Eva pun mengajak sang Ayah, Indra Lesmana,
untuk membantunya mengisi bagian dalam ‘Kala Senja’ berupa solo Lap Steel Keytar.
Tidak hanya Demas Narawangsa dan sang Ayah, Indra Lesmana, Eva pun merasa beruntung mendapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan drummer internasional, Aaron Sterling. Aaron sendiri merupakan musisi asal Texas, Tennessee, dengan karier musik yang sudah melanglang buana. Selain terlibat di berbagai produksi rekaman bersama artis-artis besar, seperti Taylor Swift, Gwen Stefani, Keith Urban, dan Kelly Clarkson, Aaron juga tergabung dalam rangkaian World Tour John Mayer dan albumnya yang berjudul ‘Born and Raised’ serta ‘Paradise Valley’.
Saya mendengarkan lagu ini dan ketika itu pula saya tidak bisa membayangkan sebegitu cepat seorang Eva Celia berkembang dan sekaramg, dengan musikalitas dan bakat sebesar itu, Eva terdengar seperti bukan dia yang beebrapa tahun lalu adalah perempuan kecil yang berpose dalam pelukan ibunya Sophia Latjuba.
Lagu ini, adalah lagu yang sangat matang, pun demikian dengan Eva Celia. Tingkat penghayatan dan caranya menyatu dengan komposisi lagu yang bagus ini adalah tingkat tersendiri yang belum tentu bisa direngkuh oleh vokalis manapun juga.
Ini bukan sekedar pujian karena saya menyukai lagu ini, namun coba dengarkan sendiri, apakah kalian setuju?
Andi Muhammad Ikhlas