Rajasinaga adalah penyanyi, penulis lagu yang tinggal di Sydney; terlahir dan dibesarkan di negara tercinta Indonesia tetapi menghabiskan sebagian besar usia dua puluhannya di Sydney, Australia. cita-cita Pengejarannya akan musik akhirnya membawanya ke Sydney dan mempelajari penulisan lagu & tata budaya yang berbeda dn dinamis. Gaya bernyanyinya pun terbentuk lewat caranya berkomunikasi dan menyerap ilmu serta perbedaan budaya dengan negaranya Indonesia hingga menghasilkan sederet melodi dan lirik yang indah yang ia ahsilkan. Sisi musikal Rajasinaga terbentuk antara retro-pop dan r&b. Dengan lirik yang dibangun dari kejujuran dan hal-hal serta cerita dari hidupnya, dengan keuntungan bekerjasama dengan produser serta seniman luar hingga bakatnya terus terasah menjadi lebih baik. Rajasinaga tumbuh dalam keluarga musik, termasuk masa-masa naik turun dari keluarga, kemudian besar di lingkungan gereja yang membuatnya sedari kecil giat belajar musik. Drum adalah alat musik pertama yang ia geluti kemudian beralih ke keyboard dan gitar. Rajasinaga sangat terpengaruh oleh deretan musisi idolanya, mulai dari pionir pop-jazz Indonesia seperti: Bill Saragi, Broery Marantika, Fariz RM, Utha Likumahuwa dan Glenn Fredly serta artis internasional seperti: Stevie Wonder, John Mayer, Samm Henshaw dan band alt rock tahun 1975. Untuk perilisan singlenya berjudul “How?”, Rajasinaga berkolaborasi dengan top artis pop/rnb-jazz ternama Indonesia; Matthew Sayersz sebagai musik produser, Barry Likumahuwa pada bass, Jordy Waelauruw pada terompet, Gedalya Petra pada keyboard dan yang terakhir Charlotte Adelle (Australia) sebagai produser sekaligus vokal director. “How' adalah tentang bagaimana kita bisa mencoba, membuka hati untuk seseorang lagi. mencoba berdamai dan memaafkan dan memulai rasa cinta kembali untuk waktu-waktu indah kemudian.