Perayaan hari lebaran yang happening tiap tahun menyegarkan ingatan kita semua tentang keluarga, rekan, sahabat dan kenangan-kenangan yang hidup didalamnya. Tiap tahun, kebiasaan-kebiasaan yang terpupuk sejak kecil menjadi hal yang terjadi terus menerus dan makin lama makin menambah rasa cinta dan sayang kepada keluarga.
Belum lagi rutinitas mudik yang juga massif berlangsung. Orang-orang yang hidup dan mengais rejeki di kota tiap tahunnya menunggu momen lebaran untuk sekali lagi bermigrasi sesaat menjadi orang kebanyakan, hidup sementara di kampung dan sedikit waktu melepas semua hegemoni perkotaan yang erat menempel.
Bagi sebagian orang yang tidak melakukan rutinitas mudik itu, nuansa lebaran tetap menjadi hal yang sangat dinanti. Menetap di kota bukan berarti tak merasakan nuansa desa dan kenangan, karena rentetan foto dan hal serupa lainnya tetap terkirim dari dan ke kampung halaman tercinta, menjaga azas-azas kekeluargaan yang kuat tertanam sejak lama kepada masing-masing keluarga.
Kegiatan mudik juga kerap berhubungan dengan kebiasaan bagi-bagi THR bagi anggota keluarga yang lebih muda serta berbagai jenis buah tangan untuk yang lebih tua atau sepantaran.
Orang-orang yang bekerja di bidang industri kreatif juga tak pelak merayakan kegiatan tahunan tersebut. Setahun bekerja membuat kesempatan bersua keluarga dimanfaatkan dengan melakukan banyak hal seperti orang kebanyakan.
Banyak musisi yang mendedikasikan karyanya untuk mengenang kehidupan di desa dan hangatnya pelukan keluarga, canda tawa dan bincang hangat yang ditingkahi dengan makan minum penganan khas lebaran juga berlaku untuk banyak seniman, musisi dan orang-orang yang bergelut di bidang yang sama
Demi merayakan rasa gembira tersebut beberapa musisi asal makassar sengaja merilis karya yang bercerita banyak tentang rasa rindu akan suasana tersebut diatas, 3 diantaranya adalah Natinson, Senjanada dan Kapal Udara
Duo kakak beradik Natinson merilis single berjudul Kapan Kawin beberapa saat sebelum hari lebaran tiba. Seperti beberapa karya mereka sebelumnya, Kapan Kawin adalah buah pikir yang liar dan apa adanya dari Nasrul & Nazar dari Natinson
Ajang kumpul keluarga kerap dijadikan wadah untuk mempertanyakan banyak kepantasan semisal sudahkah salah satu atau dua anggota keluarga berkeluarga atau masih dalam tahap bersenang-senang saja. Pertanyaan ‘Kapan Kawin’ kerap berujung menjadi pernyataan yang menyerempet ke konotasi bully atau lainnya. Hal ini dipotret jenaka oleh Natinson.
Kapan Kawin menjadi bahan Natinson untuk memotret kondisi yang kerap terjadi dalam suasana sakral tahunan, sekaligus jawaban bahwa selama si ‘anu’ masih berfungsi baik maka pertanyaan Kapan Kawin itu hanya pernyataan sepihak yang tak memerlukan jawaban yang klise
Berikutnya adalah Tempat Untuk Kembali dari duo Senjanada yang digawangi oleh Peniel Chandra dan Chiwa Q yang bermodal vocal prima.
Single ini tercatat dirilis 22 Mei di berbagai platform digital, bercerita tentang kenangan masa kecil yang terus hinggap di masa-masa dimana banyak kejadian yang berpotensi membuat kita lupa tempat dan suasana kita bermain sewaktu kecil. Senjanada mengajak para penikmat senja untuk tidak melupakan hal-hal menyenangkan itu, masa masa dimana senyum yang mengembang adalah hal hal paling jujur yang pernah ada
Duo ini melepas ep dengan titel ‘Pulang’ berisi 3 track termasuk Tempat Untuk Kembali dengan tema sentral tentang kenangan masa kecil dan desa tempat kenangan-kenangan itu terpatri kuat yang nantinya akan menjadi kisah yang layak diceritakan kepada anak cucu kelak
Berikutnya adalah kuartet Kapal Udara yang baru saja merilis single pembuka berjudul Doa Penanti untuk album kedua mereka. Doa Penanti adalah sebuah kumpulan lirik tentang perempuan-perempuan terkasih yang setia menanti. Doa Penanti juga sekaligus harapan-harapan suci kepada siapa saja yang menjunjung tinggi kesetiaan
Seperti kebiasaan band yang selalu menurunkan hal-hal tentang kebudayaan dan kehidupan dalam karya-karyanya, seperti itu pula Doa Penanti diciptakan untuk menemani orang-orang yang pulang menuju rumah untuk kembali berkasih mesra dengan orang-orang yang menanti di rumah